MARI KITA BERANTAS RASA MALAS DALAM HIDUP KITA

Malas, adalah rasa enggan untuk melakukan sesuatu, atau menggapai sesuatu hal yang kita inginkan. Sebagai seorang manusia, sudah lumrah tentunya bila kita dihinggapi adalah rasa malas. Banyak hal yan bisa memunculkan rasa malas di hati kita ini. Sebagai contoh, adalah kita terlalu sering berkutat dengan imajinasi kita yang terlalu tinggi, sehingga kita hanya bisa berharap dan berharap, namun kita sama sekali tidak bisa mengupayakan untuk mencapai sesuatu yang sangat kita impikan tersebut. Bisa juga kita pernah mengalami kegagalan yang terjadi berulang kali, sehingga menjadikan kita malas untuk kembali menggapai cita-cita atau tujuan yang sedang kita kejar.


Saudaraku muslimin sekalian, kita semua harus tahu bahwa rasa malas tidak akan bisa membawa kita keluar dari permasalahan yang sedang menghimpit kita. Kita juga harus tahu bahwa rasa malas tidak akan membawa kita menuju cita-cita yang sudah lama kita impikan. Yang ada hanyalah rasa malas tersebut menghambat perkembangan diri kita, dan menahan kemmpuan kita untuk terus maju dan berkembang. Kita patut bersyukur, karena meskipun takdir dalam hidup kita ini sudah ditentukan oleh Allah, Allah masih bermurah hati memberikan kita kemauan untuk berkehendak, kemauan untuk menggapai asa dan harapan. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Ar-Ra’du :

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (١١)

11. bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Usaha, itulah yang diperlukan untuk merubah nasib kita. Bukanlah sekedar berpangku tangan dan pasrah pada takdir kita. Tiada salahnya kita bermimpi, dan berharap untuk merengkuh kesuksesan ataupun keberhasilan. Namun kita harus ingat, bahwa kesuksesan itu tidak akan pernah kita genggam selama kita tidak berusaha untuk mengejar dan mendatanginya.

Berkaitan dengan topic yang tengah saya uraikan disini, terdapat sebuah kisah mengenai peristiwa yang dialami oleh Imam Abu Hanifah. Suatu ketika, beliau menyusuri sebuah rumah, dan terdengar seseorang mengeluh akan nasibnya yang belum makan sejak pagi hari. Mendengra keluhan itu, maka Imam Abu Hanifah merasa iba. Beliau lalu melemparkan sebuah bungkusan ke jndela rumah itu berisi sejumlah uang, disertai secarik kertas.Orang itu menjadi terkejut dan merasa senang sekali ketika membuka bungkusan itu. Kemudian, ia membuka lipatan kertas tersebut dan membaca isinya, “Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh seperti it, kamu tidak perlu mengeluh dengan nasibmu. Ingatlah pada kemurahan Allah dan jangan berhentyi memohon kepada –Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka bertputus asa hai kawan, tetapi berusahalah terus.”.

Keesokan harinya, ketika Imam Abu Hanifah melewati tempat yang sama, beliau kembali mendengar rintihan dari orang tersebut, yang intinya memohon agar ia diberi sebungkus uang seperti hari kemarin. Imam Abu Hanifah kembali melemparkan sebungkus uang disertai secarik kertas. Orang itu dengan gembira mengambil bungkusan tersebut dan membaca secarik kertas yang dilemparkan oleh Imam Abu Hanifah tadi. Tulisan tersebut berbunyi,”Hai kawan, bukan begitu cara memohon, bukan demikian cara berikhtiar. Perbuatan demikian ‘malas’ namnya. Putus asa pada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh Allah tidak senang melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Hendaklah engkau senang bekerja dan berusaha karena kesenangn itu tidak datang sendiri tanpa dicari dan diusahakan. Allah tidak akan mengabulkan permohonan orang yang malas bekerja.Allah tidak akan mengabulkan permohonan orang yang berputus asa. Sebab itu carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu.Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah kamu akan mendapat rezeki selama kamu tidak berputus asa. Nah,… carilah segera pekerjaan. Saya akan berdoa, semoga engkau sukses.”.

Setelah membaca isi kertas itu, ia termenung, insyaf, dan sadar akan kemalasannya. Selama ini dia tidak mau berusaha. Sejak harim itu, sikapnya pun berubah mengikuti peraturan-peraturan hidup dan tidak melupakan nasihat dari Imam Abu Hanifah tersebut.

Dari sepenggal kisah diatas, bisa kita simpulkan bahwa sesungguhnya kemalasan tidak akan membawa perubahan, melainkan diperlukan ikhtiar dan usaha keras, agar kita bisa merubah nasib. Demikian, semoga apa yang bisa saya sampaikan ini bisa memberi manfaat, amiin…

0 komentar:

Posting Komentar

Buat Nambah Uang Jajan