Perlukah Kita Merayakan Valentine?

Hari Valentine, yang dikenal sebagai Hari Kasih Sayang adalah sesuatu yang amat tak asing bagi kita semua, tak terkecuali pada saudara muslim kita yang masih dalam tahap remaja. Bahkan banyak diantara remaja mulsim kita yang turut mengikuti perayaan ini, padahal tidak ada anjuran dalam Al-Qur’an untuk mengikuti perayaan ini. Berikut ini saya akan mengulas sedikit sejarah mengenai sejarah dan asal-usul Valentine’s Day ini.

Asal Usul
Perayaan ini termasuk salah satu hari raya bangsa Romawi penyembah berhala, yang sebenarnya perayaan ini adalah perwujudan cinta mereka kepada dewa-dewa sesembahan mereka. Kisah yang paling terkenal dari sejarah valentine ini adalah kisah Romulus yang merupakan pendiri kota Roma, yang konon disusui oleh serigala ketika masih kecil. Kemudian bansa Rmawoi memperingati peristiwa ini pada pertengahan bulan Februari setiap tahun dengan perayaan yang megah.

Versi lain menyatakan, nbahwa di kerajaan Romawi dulu terdapat seorang kaisar bernama Claudius II, yang bermusuhan dengan penyebar agama Nasrani St Valentine. Sang kaisar berulangkali memaksanya untuk meninggalkan agam Nasrani dan kembali pada agama paganis Romawi. Namun St Valentine menolak dan tetap berpegan pada ajaran agama Nasrani. Ia dibunuh oleh tentara Romawi pada 14 Februari 270 M, bertepatan dengan hari raya paganis Romawi Lupercalia. Sampai saat bangsa Romawi memeluk Nasrani, mereka tetap meryakan hari raya tersebut, hanya saja mereka menggantinya dengan peringatan hari terbunuhnya Valentine untuk mengenangnya.

Yang perlu Diperhatikan
Saudaraku umat muslim sekalian, jika kita perhatikan masalah yang diulas diatas, maka kita kan mendapati hal-hal berikut :
1. Asal perayaan ini adalah ahri raya Paganis Romawi, sebagai bentuk ungkapan rasa cinta kepada berhala sesembahan mereka selain Allah. Sementara, didalam islam, sudah jelas bahwa kita dilarang untuk menyembah berhala, dan ideologi paganisme Romawi adalah bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, apabila kita ikut-ikut merayakannya, sudah tentu kita juga merayakan momen pengagungan dan penyembahan berhala (syirik). Hal tersebut dapat kita perjelas lagi dengan mengutip firman Allah :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (٧٢)


72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

2. Awal mula perayaan ini adalah terkait dengan kisah khurafat yang tidak bisa diterima oleh akal sehat, apalagi akal seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT dan para RasulNya.
3. Diantara syiar perayaan sesat inio terdapat ritual penyembelihan anjing dan domba betina yang darahnya dilumurkan kepada dua pemuda, kemudian dimulai pawai besar dengan kedua pemuda tadi melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita romawi dengan senang hati menerima lumuran darah tersebut, dengan keyakinan untuk memperoleh kesuburan dan dapat melahirkan dengan mudah. Orang yang berfitrah lurus tentu akan menjauhi hal-hal semacam ini.
4. Keterkaitan St. Valentine dngan perayaan ini diperselisihkan. Bahkan terdapat beberpa literature yang mergaukan kebenaran kisah tersebut. Dan bila benar perayaan ini terkait dengan pembunuhan St. Valentine, lalu apa hubungannya umat muslim dengan St Valentine yang notabene seorang Nasrani sehingga harus ikut-ikutan merayakan Hari raya ini?
5. Para pemuka Nasrani telah menentang perayaan ini pada masa mereka karena telah menimbulkan kerusakan akhlaq pemuda dan pemudi akibat perayaan ini, amak dilaranglah perayaan ini di puat Katolik Vatikan, Italia.


Dengan demikian, sudah jelaslah bahwa kita sebgai umat muslim tidak perlu ikut merayakan perayaan ini, karena Hari raya Valentine sama sekali tidak dianjurkan di dalam agama Islam, dan hendaknya kita ajak pada saudara-saudara dan kerabat dekat kita untuk turut menjauhi perayaan ini, sehingga kita semua dapat menghindari laknat Allah akibat turut mempersekutukannya secara tidak langsung melalui peringatan hari raya Valentine ini.

1 komentar:

Ahmad Rojik mengatakan...

assalamualaikum............


your blog

is


Cool.......

Posting Komentar

Buat Nambah Uang Jajan