Dalam rangka mengisi liburan sekolah, sekaligus menyegarkan pikiran saya yang memang suntuk berat setelah menghadapai tes semester ganjil, saya menyetujui tawaran orang tua saya untuk untuk melepas rasa jenuh dengan mengikuti perjalanan wisata. Sebenarnya, saya bukan tipe orang yang suka bepergian, dan hampir saya tidak pernah berpikir untuk mengikuti sebuah tour maupun wisata. Yah, tetapi apa boleh buat? Daripada saya nanti kebingungan mencari makan di rumah di saat orang tua saya tidak ada, kan lebih baik kalau saya ikut dengan mereka saja? Perjalanan wisata yang awalnya saya kira kan menjadi perjalanan wisata yang membosankan seperti perjalanan wisata pada umumnya, justru kini banyak memberikan pelajaran berharga bagi saya.
Perjalanan berikutnya dilanjutkan dengan menuju lokasi makam sunan Drajad di lamongan. Di tengah perjalanan kami sempat salah memilih jalan, sehingga diharuskan untuk memutar arah kendaraan setelah berjalan cukup jauh. Sesampainya di sana, kami segera melakukan doa bersama, namun karena hari saat itu sudah maghrib, maka durasi doa dan istighotsah kami persingkat. Saya sendiri sempat meminum air dari sumur peninggalan Sunan Drajad. Ternyata air tersebut sungguh amat menyegarkan tenggorokan saya, karena hawanya yang begitu dingin dan segar. Kemudian kami bermalam di sebuah hotel di kota Lamongan untuk melepas lelah. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali kami langsung menuju makam Sunan Giri di Gresik. Jalan menuju makam Sunan Giri cukup sempit, sehingga bus-bus pariwisata disediakan areal parkir yang terpisah cukup jauh dengan kompleks makam. Alhamdulillah, mobil keluarga kami mampu menyusuri jalanan sempit tersebut, sehingga tidak perlu diparkir di tempat aprkir bus wisata. Setibanya disana, ternyata areal pemakaman sudah sangat sesak dipenuhi oleh para peziarah. Bahkan keadaannya lebih sesak dibanding dengan di areal makam Sunan Bonang dan Sunan Drajad. Di pintu luar, sudah ada berpuluh-puluh motor ojek yang menunggu untuk mengantar para peziarah tersebut ke areal parkir bus wisata. Alhamdulillah, semuanya teratur dan tidak berebut sehingga semuanya mendapat jatah penumpang. Perjalanan kami lanjutkan menuju kompleks pemakaman Sunan Ampel. Di sana, saya dan keluarga merasa bingung. Selain karena asing dengan jalanan kota Surabaya, juga keadaaan jalan di Surabaya yang cukup membingungkan karena banyak bercabang. Untunglah, berkat pertolongan dari Allah, kami bisa menuju ke kompleks pemakaman tersebut dalam waktu yang relatif singkat. Kompleks pemakaman Sunan Ampel ini adalah kompleks pemakaman yang paling padat diantara keempat Kompleks Makam Wali yang sudah kami kunjungi. Tetapi, berbeda dengan maka wali-wali yang umumnya diberi cungkup atau penutup, makam Sunan Ampel justru hanya dibatasi oleh pagar dan dibiarkan terbuka tanpa cungkup, sehingga peziarah bisa melihat dengan jelas, bagaimana bentuk Makam Sunan Ampel yang sebenarnya. Setelah berdoa dan sholat berjamaah di Masjid Ampel,
kami memutuskan untuk pulang kembali ke Nganjuk.
Saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dari perjalanan wisata religius ini. Mulai dari melatih kesabaran dalam diri saya, meningkatkan rasa iman saya, dan masih banyak lagi. Namun yang paling berkesan bagi saya, adalah agar selalu berusaha agar memberi manfaat kepada orang lain, seperti yang dilakukan para wali tersebut. Coba kita pikir dengan rasio kita masing-masing. Betapa menakjubkan, karena para Wali tersebut tidak hanya memberikan manfaat kepada sesama sebatas ketika mereka masih hidup, namun manfaat tersebut terus mengalir hingga saat mereka sudah meninggal. Di sekitar komplek pemakaman, sudah banyak sekali orang yang dapat membuka komoditi usaha dan membuka lapangan pekerjaan berkat banyaknya orang yang mengunjungi makam para wali tersebut. Secara logika, para wali yang sudah meninggal saja masih bisa untuk memberikan manfaat pada orang lain, bukankah aneh jika kita yang masih hidup justru menyia-nyikan hidup kita tanpa sejenak pun membantu orang lain? Pelajaran tersebut cukup membekas di hati saya. Saya menjadi sadar, bahwa sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah, kita harus berusaha sebaik-baiknya, agar dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang berada di dekat kita. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan Hidayah bagi kita dalam menjalani hidup ini, sehingga bisa memberikan manfaat bagi makhluk di sekitar kita Amiin.